sALJU

Jumat, 26 Oktober 2012

DEMI MASA


“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan yang berpesan - pesan kepada kebenaran serta kesabaran. (QS. Al - Asr : 1-3)

Sadarkah kita, bahwa sebelum kita lahir ke dalam dunia ini, Allah telah  menuliskan Firman-Nya, dalam Kalamullah-Nya yang telah tertuliskan di Lauhul mahfud-Nya. Sesungguhnya manusia merugi telah mnyia-nyiakan waktu yang telah di berikan oleh-Nya. Menggunakan waktu ini hanya untuk mencari kesenangan dan kebahagiaan yang semu.
Apa sebenarnya tujuan kita berada di dunia ini? Jika bukan untuk bersujud dan berdo’a pada-Nya. Itulah tujuan kita di dalam dunia ini, karena hidup itu hanya mampir untuk minum. Hidup di dunia ini adalah  untuk mencari amal kebaikan ataupun beramal soleh yang  nantinya akan di gunakan sebagai bekal melanjutkan perjalanan hidup di akhirat kelak, itulah sejatinya kehidupan duniawi. Tetapi mengapa kita tidak menyadarinya, bahwa sesungguhnya kita merugi, setiap waktu hanya dunia yang kita pikirkan, sedangkan untuk akhirat kita mengabaikannya. Dunia kita kejar dengan sungguh-sungguh, sehingga waktu untuk kita mengejar akhirat tiada tersisa. Kita telah lupa, karena kenikmatan dan kelezatan dunia meperdaya kita.

Allah berfirman dalam Kalamullah-Nya :

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”
(QS Al-Ankabut 64)


            Subhanallah, kehidupan di dunia ini tak lain hanyalah sebuah panggung sandiwara. Adalah skenario Allah dan Para Malaikat-Nya. Rugilah kita jika terlarut dalam fatamorgana dunia ini. Mengenai tentang dunia kita paham, kita mengerti dan kita berhasil sedangkan mengenai tentang akhirat kita tidak mengetahuinya sama sekali. Maka kehidupan yang  kita jalani tak akan pernah menemukan kebahagiaan, keselamatan, ketentraman dan kecukupan lahir dan bathin. Kita sukses di dalam dunia ini belum tentulah kita sukses di akhirat kelak, Banyak orang kaya yang tak bisa menikmati kekayaannya, tak bisa tentram di dalam hidupnya dan tak bisa menemukan kebahagiaan di dalam hidupnya, walaupun kekayaan materi sangat berlimpah tetapi membuatnya semakin sengasara dan menderita bathinnya.

Seperti Firman-Nya :

“Mereka hanya mengetahui yang lahir/material (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” (QS Ar-Ruum ayat 7)


Sebenarnya – benarnya kebahagiaan, ketenangan, ketentraman dan keselamatan di dalam dunia, itu bisa kita raih, jika kita mengutamakan akhirat, mengutamakan Allah untuk mencari ridho-Nya. Karena insan yang beriman kepada-Nya lah yang mampu memahami dan mengerti, bagaimana dunia dan akhirat itu. Mengejar akhirat maka dunia akan mengikutinya

Allah, Dia-lah tujuan kita hidup di dalam dunia fana ini, untuk apa nafas yang kita rasakan, untuk apa semua panca indera yang kita miliki, jika bukan untuk mengabdi, bersujud dan memohon pada-Nya. Semua yang kita miliki adalah titipan dari-Nya untuk kita , semoga kita menyadarinya, smoga kita memahaminya, bahwa kita hanya sementara berada di dunia. Akhiratlah tujuan kita sesungguhnya.


Bukalah hati kita isilah dengan kebenaran , jernihkanlah pikiran kita, hadapkan semua ini pada-Nya. Temukanlah kesejatian dari-Nya. Apa yang kita lakukan, apa yang telah kita perbuat, renungkanlah wahai saudaraku. Cukupkah waktu yang di berikan-Nya untuk kita menebus, untuk kita bertaubat dan untuk kita kembali pada jalan lurus-Nya. Jika bukanlah saat ini, kapankah lagi kita akan memeperoleh kesempatan? Marilah sauadaraku , marilah kita bersama-sama menghadap pada-Nya, menangis pada-Nya, mohon ampunan atas semua dosa yang telah kita lakukan selama kita hidup.


Raihlah kebahagiaan dunia dengan kebahagiaan akhirat, kita boleh mengejar dunia  setelah kita mengejar akhirat, karena akhiratlah yang lebih utama. Semoga menjadi sebuah renungan untuk kalian sauadaraku. Hidup hanya mampir untuk minum.
Allah Berada Di dekat kita, menyaksikan setiap perbuatan yang kita lakukan. Semoga bermanfaat .Aamiin Ya Robbal A’lamiin.
(Hamba Allah - HK)

Selasa, 23 Oktober 2012

CINTA HAKIKI

Ketika kita memandang langit yang luas..........memandang dalamnya samudera yang tak mampu mata ini mencapainya. Pernahkah kita sejenak saja untuk memaknainya dan merenungkannya, bahwa Allah telah memberikan kita anugerah-Nya berupa kehidupan  untuk kita di dunia. Semua itu karena cinta-Nya pada kita, Allah memberikan semuanya untuk kita dunia beserta isinya. Apakah kita sadar bahwa semua ini adalah pemberian-Nya yang tidak ternilai. Cinta dari-Nya yang tak mampu kita membalasnya, mengapa semua pemberian dari-Nya kita terima, sedangkan Dia Sang Pemberi kita abaikan. Kita hanya bisa menerima tetapi kita tidak mau memberi balasan untuk-Nya. Allah mencintai kita, tetapi mengapa kita lebih mencintai  pemberian-Nya, yaitu adalah duniawi beserta isinya ini. Bukankah kita harus mencintai Sang Pemberi daripada pemberian-Nya.
      Allah selalu ada untuk kita di setiap waktu yang Dia berikan untuk kita, Allah tidak pernah meninggalkan kita di dalam keadaan apapun. Di saat kita tersenyum bahagia dan di saat kita meneteskan air mata kesedihan, Allah senantiasa ada untuk kita. Karena Allah begitu dekat dengan kita, melebihi urat leher kita sendiri,  Sungguh beruntunglah kita jika kita mampu menyadarinya. Sebenarnya diri kitalah yang menjauh dari-Nya karena kita lupa pada-Nya karena cinta kita pada dunia yang fana ini. Atas dosa yang kita perbuat, tanpa kita mau mengakuinya dan bertaubat kepada-Nya membuat diri kita semakin jauh pada-Nya, sekat dosa menjadi penghalang kedekatan diri kita ini pada-Nya.
      Mencintai dunia sehingga kita terlarut oleh nafsu yang menggelincirkan diri kita ke dalam jurang nista, sungguh sejatinya kita merugi karena dunia ini hanyalah sementara dan tak lain hanyalah sebuah fatamorgana. Jika kita mencintai dunia ini, maka sulit kita untuk mencintai Allah. Dunia ini membutakan mata hati kita, dan kemudian dunia ini akan meninggalkan serta memusnahkan kita. Tetapi jika kita mencintai Allah, dunia ini akan mendatangi kita. karena Allah sendiri yang akan memberikan dunia ini pada kita. Karena Allah yang menciptakan dunia ini beserta isinya.
       Cintailah Allah, di setiap nafas yang kita rasakan ini, Di setiap mata memandang dan kaki yang berpijak di situlah wajah Allah. Meresapi dan memaknai bagaimana Dia mencintai kita tanpa batasan, Dia-lah yang pantas kita cintai dengan sepenuh hati, dengan perjuangan dan pengorbanan yang kita miliki. Bahagialah diri kita mencintai-Nya hingga akhir hayat hidup kita.
       Semoga kita menyadarinya, bahwa cinta yang hakiki dan sejati itu adalah cinta kita untuk-Nya, cinta yang tak terpisahkan oleh jarak, ruang dan waktu. Mari kita bersama-sama untuk memahami arti cinta yang hakiki. Tak ada yang abadi selain Allah, maka cinta-Nya-lah yang abadi.
      Ingatlah selalu, bahwa Dia tak pernah meninggalkan kita di dalam keadaan apapun.


Allah .......Pada-Mu lah cinta kami berlabuh, kami tak mampu menjalani hidup, tanpa Cinta dan kasih sayang-Mu. Di saat kami bersedih dan tersenyum Engkau selalu ada menyertai kami. Sungguh malu dan tak tahu diri  kami ini pada-Mu.... Izinkanlah kami mencintai-Mu seumur hidup kami, sampai kami menghadap ke hadirat-Mu Ya Allah.


Semoga bermanfaat untuk kalian saudara-saudaraku, bahwa cinta yang hakiki itu cinta kita pada Allah. Tulisan ini adalah suara hati yang di berikan Allah kepada saya dan adalah sebuah realita, sungguh tak berdaya diri ini tanpa-Nya .Allah adalah cinta seumur hidup saya.

(Perjalanan Spiritual Hamba Allah - HK)

Sabtu, 20 Oktober 2012

BERSYUKUR

Maha Suci ALLAH .........dengan ridho dan izin-Nya kita dapat melihat dunia ini ,dan dengan nafas yang kita rasakan, kita dapat hidup di dunia ini. Alhamdulillah ,sangat bersyukur kita kepada-Nya atas limpahan rahmat dan hidayah dari-Nya yang sungguh tiada berbatas.


Di antara luasnya langit yang tak bertepi membuat kita takjub atas kebesaran-Nya, yang membuat mata hati kita semakin melihat dengan jelas anugerah Allah yang di berikan kepada makhluk-Nya. Hanya rasa syukur pada-Nya yang bisa kita berikan untuk membalas anugerah yang telah di berikan-Nya di dalam hidup kita. Rasa syukur yang berbentuk sebuah realisasi di dalam kehidupan yang kita jalani, adalah pengabdian penuh pada-Nya. Kebaikan serta kebenaran dari-Nya yang kita terapkan di dalam kehidupan kita.
Seringkali kita menjumpai di antara kita yang masih belum dipahamkan, apa itu syukur ?dan bagaimana cara  bersyukur yang sebenarnya? Syukur adalah memberikan pujian kepada yang memberi  kenikmatan yang telah diberikan untuk kita. Karena yang senantiasa memberikan kita kenikmatan hanyalah Allah melalui perantara hamba-Nya, adalah sebuah ungkapan rasa terima kasih kita  kepada Allah yang telah memberikan anugerah-Nya.Cara kita bersyukur yang sebenarnya adalah bagaimana kita bisa membalas atas anugerah yang telah kita dapatkan ini dengan menyenangkan atau dapat membuat senang kepada sang pemberi kenikmatan. Wujud syukur yang sejati adalah bukan hanya mengucapkan "Alhamdulillah" lewat lisan kita ini, akan tetapi mewujudkannya dalam sebuah perbuatan yang kita terapkan dalam keseharian kita, ibadah kita adalah wujud syukur yang sejati kepada Allah, Shalat, dzikir, do'a, bersedekah dan melakukan kebaikan - kebaikan yang tulus serta ikhlas hanya karena Allah, itulah wujud syukur yang sesungguhnya, karena Sang pemberi kenikmatan itu adalah Allah, maka bagaimana caranya Allah senang terhadap timbal balik yang akan kita berikan atas anugerah dari-Nya. Itulah makna syukur yang sebenarnya, akan kita dapatkan ketika kita mampu memahami dan memaknai hidup ini, dengan berpikir dan merenung atas anugerah serta nikmat pemberian Allah yang kita rasakan. Mampukah kita melakukannya? bertanyalah kita, pada diri kita masing-masing, apa kita sanggup melakukannya serta melaksanakannya. Sungguh tak ada yang tak mungkin jika Allah yang berkehendak, jika kita mau berusaha untuk melaksanakannya, maka Allah akan memberikan kemudahan, sangat bahagialah Allah, karena kita telah berusaha membalas nikmat dari-Nya dengan rasa syukur yang kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan kekuatan niat dan kesungguhan hati karena Allah, jiwa dan raga kita akan mampu mewujudkannya dan menerapkannya. Modal dari niat kita adalah sebuah keikhlasan dan kesabaran yang benar-benar Lillahi Ta'ala. Tak ada yang bisa menghalangi kekuatan niat kita kecuali Allah, betapa luar biasanya kekuatan niat dan kesungguhan hati karena Allah.
Sungguh indahnya hidup kita, jika kita bisa mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah di dalam hidup kita. Kita akan merasa cukup dan puas atas pemberian dari-Nya, tanpa kita mengeluh serta merasa kurang sehingga membuat kita kufur nikmat atas segala pemberian dari-Nya. Hidup di zaman modern saat ini, memanglah sulit untuk kita mendapatkan hidayah dari-Nya, karena semuanya sudah dilandasi dengan nafsu duniawi. Yang telah membutakan mata hati kita, untuk terus selalu mencari kesenangan duniawi yang tiada habisnya. Dengan Agama yang di bawa oleh Rasulullah-lah kita bisa menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya. 
Semoga tulisan yang saya ketik ini, menjadi manfaat bagi pembaca serta diri saya pribadi. Semoga kita dijadikan oleh Allah sebagai 'Hamba-Nya Yang Ahli Bersyukur' . Aamin Ya Robbal 'Alamiin. Syukron
(Perjalanan Spiritual - HK)




HAKIKAT HIDUP

ALLAH ...........Dialah Sang Maha, Maha segala-galanya. Atas kehendak-Nya lah seluruh jagat raya tertunduk dan bersujud kepada-Nya. Tak mampu akal ini menjangkaunya, karena batasan yang telah menjadi sekat dan menjadi rahasia agung atas kebesaran-Nya. Semuanya tersembunyi di balik tabir rahasia Maha Agung-Nya . ALLAHU AKBAR.


Perjalanan demi perjalanan terlewati melalui jalan yang telah dilalui, itulah sebuah kisah kehidupan. Bagaimana kita melewatinya, bagaimana kita merasakannya dan bagaimana kita bertahan untuk tetap berdiri walaupun terjatuh. ALLAH ...........Dialah segala jawaban atas semua pertanyaan yang tak mampu kita menjawabnya. Dia berdiri di atas menara logika kita, sehingga kita tak sampai untuk menggapainya.
Sejenak, marilah kita merenungkan dan merasakan apa yang telah kita lakukan di sepanjang perjalanan hidup kita, kita buka kembali lembaran yang lama yang telah banyak tertuliskan, kisah-kisah penuh duka, penuh makna, dan deraian air mata. Dengan mengingat kembali kisah perjalanan hidup kita,  maka penuh dengan harapan, kita bisa belajar, dan memahaminya. Apa sejatinya perjalanan hidup ini? itulah pertanyaan yang akan kita temukan di dalam renungan yang tersimpan di dalam hati nurani kita. Pernahkah kita memahami kejadian ataupun peristiwa yang kita alami. Apakah semuanya hanyalah sebuah kebetulan ataupun ketidak sengajaan untuk kita percaya. Ketika setangkai daun jatuh, setetes air mengalir dari mata airnya, semua ini adalah kehendak dari ALLAH, Dia yang mengatur semuanya dan hanya Dia yang mengetahuinya, sungguh Maha dari Segala Maha.
SUBHANALLAH .........di sinilah sebuah rahasia itu tersimpan, di balik akal yang tak mampu mengukurnya, itulah rahasia ALLAH. Semua kejadian ataupun peristiwa yang telah kita rasakan ini, bukanlah sebuah kebetulan, bukanlah sebuah ketidak sengajaan. Ini adalah sebuah ketetapan dan takdir dari-Nya, yang telah tertuliskan di dalam lauhul mahfud-Nya. Sungguh semua ini adalah hidayah dari-Nya untuk kita bisa memahami serta merenungkannya.
 Sejauh akal berpikir, akan menjadi sebuah malapetaka bila kita tidak menggunakan hati nurani kita untuk merenungkannya. Akal ini membuat kita tergelincir karena akal ini adalah nafsu yang akan menjerumuskan diri kita sendiri.Ibarat kita memandang ataupun melihat sebuah samudera kita tak akan mengetahui hakikat samudera itu bila kita hanya melihatnya tanpa kita menyelami dasar samudera itu. Allah memberikan kita akal pikiran untuk kita bisa mengerti dan Allah memberikan kita hati nurani untuk bisa memaknai, meresapi dan merenungkannya. Apa yang telah Allah tunjukkan kepada diri kita ini, adalah sebuah realita, bahwa kebesaran Allah dan ke Maha Agungan-Nya tidak bisa dipikirkan dengan logika kita, karena logika kita tak sampai dan tidak mampu mencapainya. jika semua ini kita resapi, kita maknai, dan kita renungkan tentu kita akan merasakan, sungguh betapa Maha-Nya Allah. Sejauh mata dunia memandang tentu mempunyai batasan, sehingga tak mampu kita melihat apa yang ada di jauh sana serta di balik materi yang menutupinya.Jika mata hati ini yang melihat dan memandang, sungguh tiada batasan jarak, waktu dan sekat yang menutupinya. Mata hati adalah sebuah mata ghaib yang yang hanyalah Allah yang bisa memberikannya kepada kita yang ada di dalam bathin kita yang tak mampu kita membahasnya karena setiap insan di berikan pemahaman berbeda-beda tentang mata hati yang di berikan Allah kepada makhluk-Nya. Jadi tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak, Allah itu Maha, Maha segala-galanya. Maka dari itu kita pikirkan dan kita renungkan semua ini menggunakan akal dan hati kita untuk memahaminya, untuk memaknainya serta meresapinya. Subhanallah...Alhamdulillah....Allahu Akbar...
Banyak sekali pelajaran ataupun hikmah yang harus kita resapi dan kita pahami, melewati peristiwa ataupun kejadian yang kita alami. Inilah pelajaran dan sebuah ilmu untuk kita belajar serta memahaminya, Allah memberikan kita sebuah peristiwa ataupun sebuah kejadian adalah untuk kita sadar, bahwa Allah hendak menyadarkan kita dengan kasih sayang-Nya melalui sebuah ujian dan cobaan yang diberikan-Nya ke dalam hidup kita. Sebuah ilmu yang tak tertuliskan oleh sebuah kata-kata, tak terucapkan oleh sebuah suara dan tak dapat di pahami oleh logika. Karena ilmu-Nya dapat kita terima menggunakan sebuah hati nurani yang terdalam, yang telah terbuka atas hidayah dari-Nya
Jika kita bisa menggunakan hidup kita ini dengan sebaik-baiknya, menjadi hamba-Nya yang beriman dan bertakwa pada-Nya, sungguh beruntunglah diri kita. Dan sungguh merugilah diri kita, jika hidup kita ini kita sia-siakan untuk melakukan perbuatan yang hanya untuk membuat murka Sang Pencipta ialah Allah azza Wajalla, karena Allah Maha Adil atas segala sesusatu yang diperbuat oleh makhluk-Nya
Hidup ini ibarat kita menanam sebuah pohon, Menanam dengan benih yang  baik dan menanam dengan benih yang buruk. Ketika kita bersama-sama menanamnya, apakah yang akan kita lihat? tentu tidak akan sama hasilnya. Menanam dengan benih pohon yang baik maka menghasilkan pohon yang baik pula sedangkan menanam benih pohon yang buruk, maka menghasilkan pohon yang buruk pula. Untuk menghasilkan pohon yang baik maka kita harus melihat benihnya, kemudian bagaimana cara kita menumbuhkannya, merawat serta menjaga agar benih itu tumbuh menjadi pohon yang baik. Membutuhkan sebuah perjuangan yang harus di lewati. Karena pohon yang baik, sangat istimewa dalam hal menumbuhkannya. sedangkan untuk menghasilkan pohon yang buruk ataupun kurang baik dapat kita melihat dari benih yang akan kita tanam. Jika benih itu kurang baik atau buruk, yakinlah kita, bahwa ketika kita mencoba untuk menanamnya dan  menumbuhkannya, merawat serta menjaga benih itu, hasil pohon itu tetap kurang baik ataupun buruk. Karena benih keburukan yang kita tanam tetaplah menghasilkan sebuah pohon keburukan. Inilah kehidupan, benih itu mendefinisikan sebuah perbuatan manusia. Benih itu adalah perbuatan, jika kita melakukan perbuatan yang baik, maka kita akan mendapatkan balasan yang baik pula.sedangkan jika kita melakukan perbuatan yang buruk kita akan memperoleh balasan yang buruk pula. Pahamilah semua ini dan renungkanlah,.
Allah Maha Adil, karena segala perbuatan yang kita lakukan ini. Dia-lah yang menyaksikannya. Sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan dan kita perbuat maka Allah akan memberikan balasan-Nya untuk kita.
Jadi kehidupan yang kita jalani saat ini, adalah sebuah pilihan. Jalan apakah yang akan kita lewati? semua jawaban berada di dalam diri kita masing-masing. Jalan kebenaran ataukah jalan kesesatan yang akan kita pilih? Semoga kita memilih jalan kebenaran yang Allah telah berikan, sehingga kita di jadikan golongan hamba-Nya yang bertakwa dan beriman pada-Nya seumur hidup kita. Aamiin Ya Robbal 'Alamiin.
(Hamba Allah - HK)


Sabtu, 06 Oktober 2012

PERJALANAN HIDUP

Bismillahirrohmanirrohiim....................................
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Saya awali semua ini dengan kalimah suci untuk Sang Maha Agung. Dialah Allah SWT, karena hidayah  dari-Nya lah saya di beri kesempatan untuk menuliskan tentang sebuah kebenaran dan kebaikan dari-Nya ( Allah Azza Wajalla )


Ini adalah tentang sebuah perjalanan hidup yang benar-benar dialami dan semoga menjadi hidayah serta hikmah bagi pembaca.
Ketika kita lahir ke dunia ini Allah telah menetapkan surat-Nya yang berisi Rezeki, jodoh dan kematian yang tersimpan di dalam di lauhul mahfud-Nya. Allah telah menuliskan-Nya sebelum kita lahir ke dalam dunia ini.
Allah menciptakan kita dari rahim utusan-Nya yang sangat mulia, Dialah malaikat yang penuh kasih sayang , kesabaran dan keikhlasan yang kita sebut dengan nama 'Ibu' . Dari rahim beliaulah kita di lahirkan ke dalam dunia ini. Di saat itu kita tak akan ingat dan tahu bagaimana kita bisa lahir ke dalam dunia ini. Subhanallah ...
Kita juga tak mengerti apa-apa, tak membawa apa-apa dan begitu lemah tak berdaya apa yang sedang terjadi di saat kita lahir. Sungguh Maha Agung Allah, jika di saat itu kita bisa mengerti, apa yang akan terjadi? Tak bisa kita memikirnya dengan akal logika kita, itulah sejatinya manusia. Manusia lahir ke dalam dunia dengan ketidak berdayaan, lemah dan tak memiliki apa-apa. Sungguh kesejatian manusia. Beriring dengan berjalannya waktu sedikit demi sedikit kita di beri akal oleh Allah untuk berpikir dan di beri hati untuk merasakan sebuah perasaan. Semuanya melalui sebuah proses dan waktu yang terus berkurang. Lewat tangan kedua malaikat-Nya kita di asuh, kita dibimbing, dituntun, dlindungi serta di beri kasih sayang yang tiada berbatas. Begitu besarnya kasih sayang mereka dan perjuangan mereka yang tak terukur sepanjang masa. Kedua malaikat itu adalah 'Ayah dan Ibu' kita. Sungguh tiada yang bisa menggantikan posisi mereka di dalam hidup serta bathin kita. Allahu Akbar.......
Akal serta pikiran yang diberikan Allah kepada kita itu adalah sebuah anugerah untuk kita berpikir bagaimana menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, itulah pilihan akan digunakan untuk apa pikiran kita ini.
Tetapi tak semuanya bisa kita pikirkan dengan akal kita, karena akal kita di beri keterbatasan oleh Allah. Apakah sanggup akal kita memikirkan kebesaran Allah? tak akan mampu kita memikirkannya. Maka dari itulah Allah memberikan kita hati nurani dan bathin agar kita bisa menerimanya, menerima tentang sebuah kebesaran Allah. Dari sinilah saya akan menyimpulkan tentang sebuah perjalanan hidup saya, perjalanan hidup yang penuh dengan sebuah perjuangan. Yang begitu terasa ketika Allah membuka mata hati saya seluas-luasnya. Dari perjalanan hidup inilah saya memperoleh banyak sekali hidayah dan ilmu yang tak tertuliskan  dari-Nya melewati sebuah peristiwa dan keajaiban yang saya dapatkan. Saya dipahamkan oleh-Nya tentang sejatinya hidup. Dan tulisan yang saya ketik ini  benar-benar adalah hidayah dari Allah.
Allah menciptakan saya ke dalam dunia ini lewat rahim seorang ibu yang sangat mulia, dan seorang ayah yang  arif dan bijaksana membimbing dan memberikan kehidupan untuk saya berupa nafkah. Merekalah kunci dari hidup saya. Karena ridho Allah terletak pada ridho mereka ,kedua orang tua kita, Apakah kita pernah memikirkannya? Apakah pernah merasakannya? Di mana akal pikiran kita? Di mana hati nurani kita? Allahu Akbar......
Perjalanan hidup yang penuh dengan makna ketika kita bisa memaknainya, penuh dengan pemahaman ketika kita bisa memahaminya. Semuanya adalah ajaran serta ilmu yang diberikan langsung oleh Allah yang di sebut dengan ilmu hikmah dan ilmu kesejatian. Allah memahamkan saya tentang dua hal yaitu ikhlas dan sabar. Dari rasa ikhlas dan sabar itu terbukalah semua ilmu yang saya dapatkan dari-Nya. Alhamdulillah ...
Jiwa dan raga saya luluh dan menyatu di dalam kekosongan di alam tiada batasan. Ujian demi ujian saya lewati dengan deraian air mata sebuah perjuangan yang penuh dengan penderitaan, yang membuat diri saya menjadi sosok insan yang benar-benar mendapatkan hidayah dari-Nya. Karena ujian serta cobaan itu adalah sebuah kasih sayang dan rasa cinta-Nya untuk kita hamba-Nya. Semakin berat ujian serta cobaan yang kita dapatkan semakin kuat pula Allah mencintai dan menyayangi kita. Derajat kita di angkat setinggi-tingginya oleh-Nya. Subhanallah ....


Maka dari ini semua saya berpesan bagi pembaca dan pada diri saya sendiri, Sayangilah penuh dengan kasih sayang, hormatilah dengan setinggi-tingginya kedua orang tua kita 'Ayah dan ibu kita'  karena ridho Allah terletak pada ridho mereka. Kasih sayang mereka yang sepanjang masa tiada bisa tergantikan oleh apapun. Sungguh sedih rasanya ketika saya harus menuliskan perjalanan ini, karena saya terpisah jarak dan waktu kepada mereka kedua orang tua saya. Berpikirlah untuk membahagiakan mereka, karena tak perlu kita menjadi kaya untuk bisa membahagiakan mereka hanya rasa ketawadhuan dan kepatuhan kita pada mereka maka hati mereka akan merasa bahagia jadilah kita anak yang bisa membanggakan mereka. Renungkanlah dalam hati kita bahwa semuanya adalah anugerah dari Allah. Rezeki, jodoh dan kematian datang tanpa kita ketahui maka persiapkanlah diri kita untuk menerimanya dengan kemantapan hati. Bersyukurlah kita kepada Allah, Cintailah Allah sepenuh hati kita dan seumur hidup kita. Karena cinta dan kasih sayang-Nya tiada berbatas.
Semoga kumpulan kata  yang  benar - benar saya dapatkan dari perjalanan spiritual saya pada tulisan ini menjadi manfaat bagi diri pribadi dan pembaca.Terima kasih .......


SUBHANALLAH......ALHAMDULILLAH ........ALLAHU AKBAR
Allah selalu menyertai kita dan ada untuk kita di dalam keadaan apapun